Ibadah Qurban dari sisi Ekonomi Mikro Dan Makro



Ibadah Qurban merupakan salah satu kewajiban bagi seorang muslim yang sudah mampu menunaikannya. Sama seperti zakat, haji, umroh ibadah qurban membutuhkan dana(harta) untuk melakukannya. Seorang yang sudah melakukan ibadah qurban berarti dia telah mengikuti sunnah rasulullah yang diambil dari sejarah Nabi Ibrahim AS. dan Nabi Ismail AS.
Melihat sejarah berkurban, setelah Nabi Ibrahim AS. menikah dengan Ibu Hajar tidak dikaruniai momongan. Nabi Ibrahim as.  terus berdo’a kepada Allah SWT agar diberikan momongan, tiap hari beliau berdo’a memohon agar do’anya dikabulkan. Melihat kesabaran dan ketabahan nabi Ibrahim AS. Allah SWT. Mengambulkan do’a beliau pada usia 80th. Usia yang sudah  tua bagi seorang ayah baru.
Setelah mendapatkan momongan. Allah SWT menguji nabi Ibrahim AS. dengan cara memerintahkan kepada keluarga kecil itu agar pindah ke tanah yang tandus, kering, dan belum pernah ada kehidupan disana; yakni Mekah. Sesampainya disana si mungil Ismail as. menangis meminta air minum. Karena ibu Hajar tidak bisa mengeluarkan air susu, maka beliau mencari mata air. Berlari-lari dari shofa ke marwah, kembali lagi dari marwah ke shofa sampai 7 kali tanpa menemukan air sedikitpun.
Sungguh berat jika kita mampu merenungi permasalahan yang diberikan oleh Allah SWT kepada keluarga ini. Tetapi mereka tetap bersabar dan menjalankan perintah Allah SWT tanpa membantah, apalagi membangkang. Tidak cukup sampai disitu, pada masa anak-anaknya nabi Ismail AS, nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih anak kandungnya sendiri. Anak yang sudah diharapkan kehadirannya selama bertahun-tahun, anak yang sudah dirawat dengan susah payah, anak yang sudah diberi kasih sayang semenjak dalam kandungan. Di saat-saat sedang bahagia bersama anak dan istri tercinta membesarkan seorang anak, tetapi Allah SWT memerintahkan untuk disembelih. Betapa besar ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi yang satu ini. Saya sendiri tidak yakin apakah saya mampu melakukannya jika hal ini terjadi dengan saya. Disaat kita sedang bahagia dengan orang yang kita sayang, tetapi Allah ingin kita jauh darinya, Allah benar-benar mengujinya.
Ini ujian besar bagi seorang ayah kepada anaknya. Apakah ia lebih berat terhadap anak, ataukah dia lebih berat terhadap perintah Allah SWT. Singkat cerita Nabi Ibrahim AS menyembelih anaknya sendiri karena sebuah ketaatan akan perintah Allah. Allah Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang melihat kesungguhan, keikhlasan, dan ketabahan seorang hambanya yang sholeh. Allah pun mengganti tubuh Ismail dengan seekor kambing. Bisa diambil pelajaran bahwa disini apapun cobaan yang Allah berikan kepada kita, seberat apapun permasalahan yang kita alami jika kita mampu bersungguh-sungguh bersabar, mengikhlaskan diri kepadaNya, dan tabah akan cobaan yang ada insyallah Allah akan mengganti dengan ganti yang terbaik untuk kita percayalah. Karena Allah bukan tuhan yang diam, bukan tuhan yang tidak tahu apa-apa, bukan pula tuhan yang tidak mempunyai perasaan. Dialah sang MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG, dia tidak akan membiarkan hambanya tersesat dan jauh dariNya begitu saja. Allah akan terus menjaga kita jika kita tahan uji, dan sabar atas permasalahan yang kita alami sekarang.
Lantas apa pengaruhnya ibadah Qurban dengan kehidupan modern dan ekonomi pada umumnya. Mari kita telusuri bersama-sama. Ibadah qurban dalam islam tidak hanya mempunyai dimensi ibadah saja, akan tetapi mempunyai dimesi sosial.
Qurban yang merupakan perintah Allah SWT merupakan sebuah ujian bagi muslim yang mampu apakah dia berani mengeluarkan harta yang dimilikinya untuk dikorbakan untuk ummat. Ataukah dia memilih untuk dikonsumsi atau dimiliki sendiri. Jika kita mampu berfikir quban yang kita keluarkan merupakan harta yang kita cintai, harta yang kita kumpulkan selama bertahun-tahun agar bisa dibilang orang yang kaya. Pernahkah kita berfikir jika Allah menyuruh mengorbankan ayah kandung, ibu kandung, atau istri yang paling kita cintai. Masih beranikah kita menolaknya? Kita hanya diperintahkan untuk mengorbankan sedikit harta yang kita miliki, tidak semuanya. Jadi yang diperintahkan Allah kepada Nabinya lebih besar ketimbang perintah kepada ummatnya. Dan satu hal yang perlu diperhatikan, harta yang kita cintai, harta yang kita Qurbankan jika kita tabah, sabar dan ikhlas dalam menjalankannya Allah akan mengganti yang lebih baik. Percayalah! Seorang manusia yang hendak diqurbankan saya diganti, apalagi cuman sekedar harta yang bisa dicari lagi.
Ibadah qurban juga merupakan sebuah syiar dan dakwah untuk agama-agama yang lain. Bahwa ummat Islam benar-benar taat kepada Allah, dan mampu melakukan qurban sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT. Kita juga mampu menguatkan iman saudara semuslim kita yang sedang terkena cobaan kristenisasi, mereka terus dicekokin dengan ajaran Kristen karena mereka lemah dalam ekonomi. Kalau bukan seorang muslim yang memberikan bantuan, siapa lagi ?
Terhadap ekonomi mikro dalam ibadah Qurban diperlukan peternak kambing, domba, maupun sapi. Di Indonesia yang merupakan salah satu negara Agraris banyak orang masih mempunyai pekerjaan sebagai petani dan peternak. Dalam ilmu ekonomi dikatakan setiap ada permintaan (demand) maka diperlukan penawaran (supply). Permintaan yang besar setiap tahun untuk ibadah Qurban menjadi peluang yang besar untuk peternak Indonesia untuk lebih banyak menggemukkan hewan ternak mereka. Dengan bertambahnya orang yang berkurban setiap tahun, maka secara tidak langsung diperlukan pertambahan jumlah peternak dan hewan ternak. Dengan banyaknya permintaan, maka akan banyak penjualan pula. Hal ini yang akan menaikkan taraf hidup peternak Indonesia. Mereka akan berfikir lebih modern agar kebutuhan hewan ternak terpenuhi, dengan cara ini mereka akan membuat teknologi-teknologi yang mampu menggemukkan kambing, domba, sapi dengan cara yang lebih cepat dan sehat.
Terhadap ekonomi makro jika kita sudah mampu memproduksi hewan ternak dalam jumlah banyak, maka swasembada daging pun akan tercapai. Kita tidak perlu takut akan daging impor yang belum tentu sehat dan halal. Sapi-sapi impor juga berpengaruh besar terhadap neraca perdagangan Indonesia saat ini, apalagi nilai tukar rupiah terhadap dollar masih di atas Rp 11.000,- . Jika impor terus dilakukan maka yang terjadi adalah cadangan devisa negara akan terus menyusut.
Belum lagi masalah peternak Indonesia yang kebingungan karena hewan ternak yang dimiliki kalah saing dengan hewan impor dari luar negeri. Dan kalau kita hendak berkurban dengan hewan dari luar negeri, tentu tidak semua muslim mampu berkurban karena harganya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan hewan lokal. Indonesia seperti ayam yang mati dalam lumbung padi, artinya sebagai negara Agraris Indonesia tidak mampu memakmurkan para petani dan peternak Indonesia sendiri.
Ibadah Qurban tidak hanya menjadi tanggung jawab ummat Islam sendiri dan Kementrian Agama tetapi menjadi tanggung jawab sebuah tim dari kabinet Indonesia bersatu dari Kementrian Pertanian, Kementrian Perdagangan, Kementrian Ekonomi dan seluruh tanggung jawab bersama jajaran eksekutif.
Dari kaca mata sosial sesungguhnya ibadah Qurban memiliki nilai yang sangat mulia. Pada hari raya Qurban tanggal 10 Dzulhijjah dan 3 hari Tasyriq setelahnya 11, 12, 13 Dzulhijjah ummat Islam dilarang berpuasa bahkan hukumnya haram untuk berpuasa. Artinya Islam ingin menjadikan 4 hari ini sebagai hari yang penuh suka cita dan semua orang bisa makan lebih enak dibandingkan dengan hari  biasa.
0 Komentar untuk "Ibadah Qurban dari sisi Ekonomi Mikro Dan Makro"

Back To Top