Atau sebenarnya kita yang kufur?

Oleh Unknown

Rabu, 27 Agustus 2014

Bagikan :

Tweet

Bismillahirrahmanirrahim

Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk mendapatkan yang terbaik menurut apa yang dicita-citakan. Bisa memiliki dan merasakan apa yang selama ini menjadi keinginan dalam hasrat sanubari. Sering kali, manusia hanya memikirkan sebuah hasil atau result. Padahal result  adalah manifestasi dari sebuah percobaan yang tiada henti. Ia merupakan bagian dari akibat, dan sebab-sebab yang sering dikerjakan sehingga menjadi sebuah akibat tersendiri.

Begitu pula dengan diriku ini, melihat A ingin ikut A. Melihat B ingin seperti B. Melihat C ingin menjadi C. seakan tidak ada habisnya atas hawa nafsu yang begitu besar, dan keinginan yang tanpa batas. Bukan hanya soal materi yang ingin dikerjar bahkan prestasi, akademis, sampai jabatan dan posisi stategis juga diburu hanya agar merasakan nikmat duniawi.

Jahatnya lagi, diri ini seakan menjadi diri yang ngiri dan diri yang penuh dengan penyesalan. Kenapa aku tidak seperti ini, kenapa aku tidak seperti dia, kenapa aku tidak menjadi itu. Beragam pertanyaan muncul dalam otak ini. Walaupun dalam kebaikan, ternyata iri yang berlebihan sering kali menjadikan kita bersikap negative bahkan  cenderung untuk minder dan menutup diri dari kemajuan.  Masyallah,,,, sungguh benar dunia itu menyilaukan mata.

Ada satu hal yang membuatku teringat akan pesan Allah…

…Jika kamu bersyukur, maka akan Aku tambah nikmatKu kepadamu. Tetapi jikalau kamu kufur (mengingkari) nikamtKu, sesungguhnya azabKu sangat pedih…

Inilah jawaban dari segala macam kegalauan atas silaunya dunia ini. Sungguh benar, ternyata S-Y-U-K-U-R adalah kuncinya. Dengan kondisi apapun yang kita miliki sekarang, dengan keadaan apapun yang kita rasakan sekarang, dengan pengetahuan yang kita tahu sekarang. Sekiranya perlu kita syukuri dengan sebaik-baiknya.

Syukur tidak hanya ungkapan terima kasih atas segala yang Allah berikan kepada kita secara cuma-cuma ini. Tetapi wujud syukur yang sebenarnya adalah ketika kita mampu memaksimalkan segala potensi, kelebihan serta kesempatan yang Allah titipkan kepada kita. Kita jalankan dengan niat yang benar, dengan cara yang baik, dengan proses yang sabar, dan dengan selalu bertawakal kepadaNya.

Ketika syukur sudah tercapai selanjutnya adalah Menjadi pribadi yang Positif. Positif tidak hanya menghindari pikiran negative dalam setiap fikiran kita. Menjadi pribadi yang positif akan berhasil ketika kita optimis dalam menjalankan kehidupan ini. Yakinlah! Allah akan selalu memberikan yang terbaik untuk hambanya masing-masing. Pasti ada hikmah disetiap kondisi sulit yang kita lewati, disetiap keadaan yang kita lalu dan disetiap kesempatan yang kita sia-siakan. Perbaiki, evaluasilah diri, dan tetap berusaha inilah wujudnya nyata dari berfikir positif itu sendiri.

Dan yang terakhir adalah semangat. Seberapa besar impian yang ingin diraih, itu semua tidak akan menjadi nyata tanpa adanya sebuah action. Action tidak pernah ada jika kita tidak pernah Try. Teruslah mencoba dan mencoba, tanamkan dalam benakmu bahwa “Tidak ada salahnya untuk Mencoba”. Cobalah selalu bangun mental seperti ini. Karena mental seperti ini yang menjadikan diri kita terus bersemangat untuk mencoba lagi dan lagi.

Jangan sering-sering menyalahkan takdir. Takdir itu ibarat kita menggunakan kalkulator. Hasil yang ingin kita raih misalkan 15. Tapi tombol yang kita pencet 1+2+3 = 15. Kita baru usaha 1, usaha 2, usaha 3 tapi kita mintanya 15. Mana bakal keluar…? Yang keluar pasti 6.

Tapi kalo yang kita ingin kan 15. Kita bisa pencet 1+2+3+4+5 = 15. Atau bisa juga kita pencetnya 3+3+3+3+3 = 15 atau 5+5+5=15. Jadi, ketika impian sudah ditetapkan selalu berusahalah maksimal alias ngotot. Cari jalan lain, dan jangan pernah menyerah. 

Dan selalu libatkan Allah dalam proses tadi dengan 3 langkah di atas.

Kamu bisa memberikan manfaat kepada orang lain, dengan mengshare artikel ini. Ingin berkomunikasi dengan saya? Bisa di @asyharight

Tag : Jangan Menyerah, Positif, Semangat, Sukses, Syukur