Hari ini aku mendapatkan pembelajaran berharga dari pak lik
atau pak cilik (om). Setelah sholat magrib, aku menyempatkan diri, untuk
menyalami pak lik yang kebetulan sholat di masjid depan rumah. Senyum ramah
terlihat dari diri pak lik, walaupun waktu halal bi halal kemaren beliau tidak
bisa hadir, karena memang ada tamu yang datang ke rumah beliau.
Beliau sedikit bercerita, kenapa zaman sudah mulai berubah
ya nak.. seakan-akan Allah itu sudah tidak ada. Aku tidak tahu kenapa beliau
berbicara seperti itu, apakah ada rasa kekecewaan dalam hati beliau, atau
karena beliau melihat adanya perubahan zaman yang beliau perhatikan. Aku tetap
mendengarkan omongan beliau.
Beliau bercerita kalau seakan-akan zaman-zaman seperti ini
hanya orang-orang yang punya uang dan harta yang beruntung. Tidak ada faktor
keberuntungan dan takdir dari Allah SWT. Contohnya dalam penerimaan pegawai
negeri sipil. Orang yang sanggup membayar dengan nilai paling tinggi akan
diterima, bukan lagi karena murni seleksi dengan melihat kemampuan dari calon
pelamar. Beliau menyontohkan, kalau memang kemampuan yang dimiliki oleh calon
pelamar sama, maka bisa dilakukan undian. Dan itu jauh lebih menegaskan faktor
lucky dari Allah. Bukan karena faktor harta yang dipunya.
Orang-orang kaya juga harusnya bersyukur, karena dengan
harta yang dipunya dia bisa membeli rumah, bisa mempekerjakan karyawan, bisa
sukses karena dibantu oleh tim dan karyawannya. Jangan sampai orang kaya itu
merasa bahwa dirinya hebat atas kemampuannya sendiri. Dia tidak akan bisa
sukses, kalau tidak ada karyawan yang mau membantunya. Jangan meremehkan orang
kecil nak… pesan pak lik, kepadaku.
Orang-orang zaman sekarang juga kurang menghormati orang
kecil, memang orang besar perlu dihormati karena tanggung jawab mereka yang
lebih besar. Tetapi orang kecil juga perlu dihargai, tanpa mereka bisa
dikatakan pekerjaan-pekerjaan kecil tidak akan terselesaikan. Setiap orang
mempunyai peran dan posisi masing-masing yang berbeda-beda. Itu memang sudah
seharusnya seperti itu. Coba banyangkan kalau setiap orang mempunyai posisi
yang sama menjadi seorang dokter atau apa. Siapa yang bakalan menanam padi,
siapa yang akan menjadi peternak, siapa yang menjadi penjahit. Setiap orang
boleh mempunyai peran yang berbeda-beda, yang terpenting adalah berbuatlah
secara maksimal disetiap posisi yang dimiliki. Dan ingat tujuan dunia cuman
satu apapun levelnya, yang dinilai itu TAQWA.
Jadi tidak perlu iri menjadi apapun kita, selama kita
melakukan secara maksimal dan memberikan yang terbaik atas dasar TAQWA. In sya
allah, yang Maha Kuasa mempunyai penilaian sendiri. Toh, di al qur’an juga sudah disebutkan yang
membedakan manusia diantara manusia yang lain adalah TAQWA nya kepada Allah
SWT.
Sungguh, pelajaran kehidupan yang luar biasa dari pak lik ku
magrib ini. Walaupun diri ini sudah kuliah semester 5, tapi untuk ilmu
kehidupan aku merasa diri ini masih belum ada apa-apanya. Terima kasih pak
lik.. akanku ingat selalu nasehatmu.
Kamu bisa menjadi inspirasi teman-temanmu dengan membagikan
artikel ini.. atau ingin berkomunikasi? Just follow @asyharight
0 Komentar untuk "Emang bener Zaman Kapitalisasi?"